Jumat, Agustus 28, 2009

kisah dan hikmah

ABDULLAH BIN JA’FAR

Suatu ketika Abdullah bin Ja’far menjalankan usaha perniagaan bersama dengan saudaranya yaitu Abdullah bin Zubair. Abdullah bin Zubair yang telah diwarisi buku catatan hutang piutang ayahnya yang harus diselesaikan, mendapati Abdullah bin Ja’far mempunyai hutang sebesar satu juta dirham maka Abdullah bin Ja’farpun menyanggupi untuk membayarnya.

Tapi Abdullah bin Zubairpun juga mewarisi sifat ayahnya yang jujur, yaitu meneliti kembali buku catatan ayahnya tersebut, dan ternyata justru sebaliknya ayahnyalah (Zubair RA) yang harus membayar kepada Abdullah bin Ja’far.

Setelah Abdullah menyampaikan kekeliruannya tersebut kepada Abdullah bin Ja’far, ia berkata:”Jika demikian keadaannya, aku menghalalkan hutang ayahmu itu”.

Kata Abdullah bin Zubair,”Tidak wahai saudaraku, aku yang harus membayarnya.” Kata Abdullah bin Ja’far:”Baiklah jika demikian, engkau boleh membayarnya sesuai kemampuanmu.”

Jawab Abdullah bin Zubair,” sebagai gantinya, maukah engkau menerima sebidang tanah yang kecil.” Kata Abdullah bin Ja’far,”Ya jika engkau tidak keberatan.” Maka Abdullah bin Zubairpun menyerahkan sebidang tanah yang tandus dan kering kepadanya.

Kemudian Abdullah bin Ja’far memerintahkan pembatunya untuk membawa sajadah dan membentangkannya diatas tanah yang tandus dan kering itu, yang selanjutnya Abdullah bin Ja’far mendirikan shalat dua roka’at dengan sujud yang cukup lama.

Setelah selesai melaksanakan shalat, ia menunjuk ke satu arah dan menyuruh pembantunya tersebut menggali tempat itu. Dan ternyata dalam galian tanah itu keluarlah air dari perut bumi.”

Keberkahan muncul bukan karena besarnya kekuasaan, luasnya daerah cakupannya, tapi seberapa keikhlasan dan syukur yang dia rasakan.

Ingat …. ! dunia bagaikan air laut, semakin banyak kita meminumnya akan semakin besar rasa hausnya.

Sri Sp/Fadhail Amal